Contoh Laporan Praktek Kerja Lapangan Bab 3
BAB III
SISTEM PRODUKSI
3.1 Bahan Baku
PT. ARTAWA INDONESIA merupakan perusahan yang bergerak di bidang jasa kontruksi dan fabrikasi. Untuk bahan baku (raw material) yang digunakan dalam pembuatan produk yaitu :
1. Baja Karbon
Baja karbon adalah baja yang hanya terdiri dari besi (Fe) dan karbon (C) saja tanpa adanya bahan pemadu dan unsur lain yang kadang terdapat pada baja karbon Si, Mn, P, P hanyalah dengan prosentase yang sangat kecil yang biasa dinamakan inpurities. Kandungan karbon pada baja ini antara 0,55 sampai 0,70 %. Jenis baja karbon yang digunakan yaitu :
a. SS 400
SS 400 bahan baja karbon rendah dengan kandungan kadar C = 0,168 %, Si = 0,016 % Mn = 0,88%, P = 0,011 %, S = 0,008 %, Sl = 0,03 %. Bahan baja diberi perlakuan pengelasan dengan variasi arus 80 A (capping), 75 A (hot pass) dan 60 A (root) dengan menggunkan las SMAW polaritas DC terbalik dengan elektroda dihubungkan dengan kutub positif sedangkan logam induk dihubungkan dengan kutub negatif. Didapatkan bahwa kekuatan daerah las tertinggi terjadi pada kelompok spesimen elektroda 7016 yaitu sebesar 51.000 psi, 53.000 psi dan 54.000 psi yang mengalami kenaikan sebesar 4.000 psi (7,27 %) 1.000 psi (1,82 %) dan 0 psi (0 %) dari raw materials. Kekuatan luluh tertinggi terjadi pada variasi elektroda 7016 yaitu sebesar 37.000 psi, 39.000 psi dan 38.000 psi yang mengalami kenaikan sebesar 0 psi (0 %) 0 psi (0 %) dan 1.000 psi (2,5 % dari raw materials. Jenis SS 400 di bagi menjadi 3 macam yaitu :
1). ST 90
Baja ST 90 berbentuk pipa padat yang biasanya digunakan untuk as mobil. ST 90 termasuk golongan baja karbon tinggi.
2). A 36
Baja A36 adalah paduan baja standar yang merupakan baja struktural umum di Amerika Serikat. A36 standar didirikan oleh organisasi standar ASTM International. Seperti kebanyakan baja, A36 memiliki kepadatan 7.800 kg / m3 (£ 0,28 / cu in). Modulus Young untuk A36 baja 200 GPa (29.000.000 psi). [2] A36 baja memiliki rasio Poisson dari 0,26, dan modulus geser dari 75 GPa (10.900.000 psi). A36 mudah dilas oleh semua proses pengelasan. Akibatnya, metode pengelasan yang paling umum untuk A36 adalah termurah dan termudah: tameng logam arc welding (SMAW, atau tetap las), busur logam gas las (GMAW, atau pengelasan MIG), dan Praktik Bengkel las. Baja A36 juga biasa melesat dan terpaku dalam aplikasi struktural.
3). A 53
A53 adalah paduan baja karbon, digunakan sebagai baja struktural atau untuk tekanan rendah pipa. Spesifikasi paduan yang ditetapkan oleh ASTM International, dalam spesifikasi A53 / A53M. Pipa A53 hadir dalam tiga tipe dan dua nilai, A53 Jenis F, yang membujur tungku pantat dilas atau terus menerus dilas (Grade A saja), A53 Jenis E, yang merupakan resistance longitudinal dilas listrik (Kelas A dan B), dan A53 tipe S , yang merupakan pipa seamless, yang diproduksi oleh kerja panas, dan finishing mungkin dingin, baja (Kelas A dan B).
2. Stainless Steel
Baja tahan karat atau lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah senyawa besi yang
mengandung setidaknya 10,5% Kromium untuk mencegah proses korosi
(pengkaratan logam). Komposisi ini membentuk protective layer (lapisan pelindung
anti korosi) yang merupakan hasil oksidasi oksigen terhadap Krom yang
terjadisecaraspontan.
Kemampuan tahan karat diperoleh dari terbentuknya lapisan
film oksida Kromium, dimana lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi besi
(Ferum). Tentunya harus dibedakan mekanisme protective layer ini dibandingkan
baja yang dilindungi dengan coating (misal Seng dan Cadmium) ataupun cat. Jenis
Stainless Steel yang digunakan yaitu :
a). SUS 316
Pada tipe ini ada penambahan unsur Molibdenum 2-3% sehingga memberikan perlindungan terhadap korosi, baik di gunakan pada peralatan yang berhubungan dengan air laut. Penambahan Nikel sebesar 12% tetap memepertahankan struktur austenitic.
b). SUS 304
Type ini dibuat dengan bahan dan pertimbangan ekonomis, sangat baik untuk lingkungan tercemar dan di air tawar namun tidak di anjurkan pemakaiannya yang berhubungan langsung dengan air laut.
c). SUS 310
Plate Stainless SUS310 adalah plate baja yang mempunyai ketahanan terhadap tingkat tekanan suhu panas tinggi plate sus310 termasuk grade 300 standart JIS,ANSI,ASTM,GB dan BN plate ini tahan dari mulai suhu 1200 -2000 drajat celcius. Makadari itu plat ini banyak digunakan oleh industri yang berbubungan dengan suhu panas tinggi seperti pertambangan, oil & Gas dan instalasi kimia.
3. Baut
Baut atau sekrup adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada permukaannya. Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) untuk menahan dua obyek bersama, dan sebagai pesawat sederhana untuk mengubah torsi (torque) menjadi gaya linear. Baut dapat juga didefinisikan sebagai bidang miring yang membungkus suatu batang.
4. Mur
Mur biasanya terbuat dari baja lunak, meskipun untuk keperluan khusus dapat juga digunakan beberapa logam atau paduan logam lain. Jenis mur yang umum digunakan adalah mur segi enam (hexagonal plain nut). Digunakan pada semua industri.
3.2 Permesinan
Dalam proses pembuatan tanki di PT. ARTAWA INDONESIA ini menggunakan beberapa mesin utama dan beberapa peralatan tambahan yang mana mesin dan peralatan yaitu :
1. Mesin Cutting
Kegunaan dari cutting machine ini adalah untuk memotong material sesuai dengan pola yang sudah di gambar terlebih dahulu. Dalam proses produksi ini mesin potong yang digunakan yaitu gas cutting machine.
2. Mesin Roll
Kegunaan mesin rol ini pada proses produksi pembuatan tanki yaitu untuk mengeroll
plat baja sehingga plat baja tersebut membengkok dan menyerupai bentuk tabung.
Cara kerja dari mesin ini yaitu plat baja tersebut di arahkan kepada mesin rol.
Kemudian plat baja tersebut di rol dengan mesin rol tersebut. Maka plat baja tersebut
akan berbentuk menjadi melengkung.
3. Mesin Las
Kegunaan mesin las ini pada proses produksi pembuatan tangki yaitu untuk mengelas sisi ujung satu dengan sisi ujung lainnya setelah plat baja tersebut mengalami pengerolan dan membentuk tabung sehingga tabung tersebut menyambung dan dapat membentuk tabung dengan sempurna. Cara kerja dari mesin las ini yaitu menyambung baja dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan plat baja yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua ujung-ujung baja yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua ujung-ujung plat baja tersebut.
4. Mesin Gerinda
Mesin Gerinda adalah salah satu mesin perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah sangat banyak yang digunakan untuk mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.
5. Mesin BOR
Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam lembaran-kerja dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut BOR.
6. Palu
Peralatan tambahan ini digunakan untuk membersihkan kerak las dengan cara memukul pada bagian yang sudah di las.
7. Penggaris Siku
Penggaris siku merupakan alat yang umum digunakan untuk mengukur siku (sudut 900) dari dua sambungan, baik siku bagian dalam ataupun siku bagian luar. Penggaris siku biasanya terbuat dari 2 buah bagian yang berbeda yang disatukan.
8. Gergaji Besi
Gergaji besi digunakan untuk memotong logam . Jumlah gigi setiap inci berkisar antara 14 sampai 18 ( gergaji kasar ) atau 20 sampai 32 ( gergaji halus ).
3.3 Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja di PT. ARTAWA INDONESIA GRESIK yaitu sebanyak 165 orang.
Pegawai tetap = 64 orang (per februari 2015)
Pegawai kontrak = 101 orang (per februari 2015)
Jadi total pegawai di PT. ARTAWA INDONESIA GRESIK per februari 2015 adalah sebanyak 165 orang pegawai.
3.4 Proses Produksi
Adapun proses produksi dalam pembuatan Tanki yaitu :
1. Design/Shop Drawing
Sebelum membuat tangki harus membuat design nya terlebih dahulu. Disini tanki di design sesuai permintaan pelanggan dengan ukuran yang diingikan dan lebih rinci. Untuk membuat design tanki menggunakan software Auto CAD. Dan di PT. Artawa Indonesia sendiri biasanya customer ada yang membawa design sendiri ada yang meminta di design tetapi tetap dengan apa yang customer inginkan.
2. Estimator
Setelah design turun tahap ini menghitung semua biaya produksi dan material yang tercakup selama pembuatan tanki berlangsung.
3. Purchasting
Proses ini berhubungan dengan suppier untuk mencari material-material yang dibutuhkan untuk pembuatan tanki. Jadi semua material-matrial yang dibutuhkan akan di sediakan oleh Purchasting.
4. Marking and Cutting
Pemberian tanda-tanda pada material sesuai dengan ukuran yang dikehendaki, biasanya menandai material (plat baja) tersebut menggunakan alat yang disebut dengan drip dan kapur, kemudin proses pemotongan sesuai dengan tanda yang ada.
5. Roll/Maddining
Proses Maddining yaitu pembuatan sudut pada plat baja sehingga mempermudah untuk proses pengerollan. Setelah itu baru proses pengerollan untuk membentuk tangki. Mesin yang digunakan pada proses ini yaitu mesin roll.
6. Assembly
Aassembly atau perakitan, yaitu proses perakitan komponen 1 dengan komponen lainnya sehingga membentuk tanki.
7. Welding
Setelah itu dilakukan proses pengelasan yang dimana proses pengelasan bertujuan untuk menyatukan antara ujung satu dengan ujung lain. Sehingga menjadi bentuk tabung yang sempurna. Kemudian hasil dari pengelasan tersebut dilakukan proses penghalusan agar tabung tersebut permukaannya menjadi rata dan lebih rapi.
8. Inspeksi
Setelah proses pengelasan maka dilakukan proses inpeksi yaitu pengecekan apakah terdapat pengelasan yang kurang rapi atau pengelasannya rusak sehingga harus melakukan pengelasan ulang agar tidak terjadi kebocoran pada tangki tersebut.
9. Finishing
Yaitu proses penambahan bahan bahan yang kurang pada suatu produk serta menghaluskan bekas-bekas dari proses pengelasan, atau proses perakitan agar pada waktu pengecatan hasilnya akan baik.
10. Painting
Painting adalah proses pengecatan sesuai dengan keinginan dari konsumen.
11. Packing
Setelah melalui uji kekuatan tangki, produk tersebut di kemas biasanya menggunakan kayu-kayu yang aman untuk membungkus produk tersebut.
12. Pengiriman
Setelah itu produk tanki siap untuk dikirim kepada pemesan.
3.5 Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah proses kerja dimana lingkungan saling berinteraksi menurut pola tertentu, dan masing – masing karakteristik atau nilai – nilai tertentu mengenai organisasi yang tidak akan lepas dari pada lingkungan dimana organisasi itu berada, dan manusianya yang merupakan sentrum segalanya. Foutisno Cardoso Gomes (2003:25).
Lingkungan kerja sangat mempengaruhi hasil dari pekerjaan yang dilakukan, dimana kita bias bekerja dengan aman dan nyaman untuk menghasilkan sesuatu yang produktif. Untuk PT. ARTAWA INDONESIA GRESIK mempunyai beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja antara lain : udara lingkungan kerja, debu lingkungan kerja, kebisingan, iklim kerja, getaran dan penerangan.
3.6 Produk
PT. ARTAWA INDONESIA menghasilkan produk Tanki, Pipa, dan Konstruksi Baja Bangunan. yang bentuk dan ukuran diameternya dapat dipesan oleh customer.
Baca juga :
- Contoh Laporan Praktek Kerja Lapangan Bab 1
- Contoh Laporan Praktek Kerja Lapangan Bab 2
- Contoh Laporan Praktek Kerja Lapangan Bab 4
- Contoh Laporan Praktek Kerja Lapangan Bab 5
- Contoh Laporan Praktek Kerja Lapangan Bab 6
Baca juga :
- Contoh Laporan Praktek Kerja Lapangan Bab 1
- Contoh Laporan Praktek Kerja Lapangan Bab 2
- Contoh Laporan Praktek Kerja Lapangan Bab 4
- Contoh Laporan Praktek Kerja Lapangan Bab 5
- Contoh Laporan Praktek Kerja Lapangan Bab 6
0 Response to "Contoh Laporan Praktek Kerja Lapangan Bab 3"
Post a Comment